Sobat Infosehat, kali ini Saya ingin membagikan Laporan Pendahuluan Askep Anemia sebagai panduan sobat, khususnya mahasiswa perawat dalam membuat Asuhan Keperawatan pasien dengan Anemia, mudah mudahan bisa bermanfaat bagi sobat semua, terutama mahasiswa keperawatan yang lagi butuh referensi pembuatan askep. Silakan dibaca lengkapnya di bawah ini :
LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA
A.
Definisi Anemia
1.
Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit
dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh (Handayani dan Haribowo, 2008)
2.
Anemia dapat didefinisikan sebagai nilai
hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit per milimeter kubik lebih rendah
dari normal (Dallman dan Mentzer, 2006)
3.
Menurut Ahmad Syafiq, dkk (2008) Anemia
didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb rendah karena kondisi patologis.
4.
Menurut Anie Kurniawan, dkk (1998) Anemia adalah
suatu penyakit di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.
B.
Macam-macam Anemia
1.
Anemia hipoproliferatif
a.
Anemia aplastik
Anemia aplastik adalah
anemia yang disebabkan oleh penurunan sel perkusor dalam sum-sum tulang dan
penggantian sum-sum tulang dengan lemak.
b.
Anemia pada penyakit ginjal
Anemia pada penyakit
ginjal adalah anemia yang disebabkan oleh menurunnya ketahanan hidup sel darah
merah maupun defisiensi eritropoetin.
c.
Anemia penyakit kronis
merupakan anemia yang
disebabkan adanya penyakit yang kronis sehingga terjadi penurunan sedang
ketahanan hidup sel darah merah.
d.
Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi
adalah keadaan dimana kandungan besi tubuh total menurun dibawah tingkat normal
(besi digunakan untuk sintesa hemoglobin).
e.
Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik
adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam folat
menunjukan perubahan yang sama antara sum-sum tulang dan darah tepi, karena
kedua vitamin tersebut essensial bagi sintesi DNA nomal.
2.
Anemia hemolitika turunan.
a.
Sferositosis turunan
Sferositosis turunan
merupakan anemia hemolitika yang ditandai dengan sel darah merah kecil
berbentuk sferis dan pembesaran limpa (splenomegali).
b.
Anemia sel sabit
Anemia sel sanit adalah anemia
hemolitika berat akibat adanya defek pada molekul hemoglobin dan disertai
dengan serangan nyeri. (Smeltzer, 2007)
C.
Etiologi Anemia
Menurut Tarwoto, dkk (2010) Tidak terpenuhinya
konsumsi zat besi. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri)
lebih banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi
tidak terpenuhi, serta remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga
membatasi asupan makanan. Selain itu, pada remaja putri mengalami haid setiap
bulan, di mana kehilangan zat besi ±1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat
besi lebih banyak dari pada pria sehingga zat besi dalam tubuh terus berkurang.
Menurut
Handayani dan Haribowo (2008), gejala anemia timbul karena dua hal berikut ini:
a.
Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah
oksigen yang dapat dibawa oleh darah kejaringan.
b.
Mekanisme kompensasi tubuh terhadap Anemia.
Menurut
Anie Kurniawan, dkk (1998), Anemia Gizi Besi dapat terjadi karena:
a.
Kandungan zat besi dari makanan yang di konsumsi
tidak mencukupi kebutuhan
1)
Makanan yang kaya akan kandungan zat besi adalah:
makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan, daging, hati, ayam)
2)
Makanan nabati (dari tumbuh-tumbuhan) misalnya
sayuran hijau tua, yang walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang
bisa diserap dengan baik oleh usus.
b.
Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi
1)
Pada masa pertumbuhan seperti anak-anak dan
remaja, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat tajam.
2)
Pada masa hamil kebutuhan zat besi meningkat
karena zat besi diperlukan untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu
sendiri.
3)
Pada penderita menahun seperti TBC.
c.
Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh.
Perdarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia. Hal ini terjadi pada
penderita:
1)
Kecacingan (terutama cacing tambang), infeksi
cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding usus, meskipun sedikit
tetapi terjadi terus menerus yang mengakibatkan hilangnya darah atau zat besi.
2)
Malaria pada penderita Anemia Gizi Besi, dapat
memperberat keadaan anemianya.
3)
Kehilangan darah pada waktu haid berarti
mengeluarkan zat besi yang ada dalam darah.
Menurut
sumber lain etiologi penyebab terjadinya anemia yaitu sebagai berikut.
a. Produksi sel darah merah tidak mencukupi
b.Produksi sel darah
merah prematur
c. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
d. Kehilangan darah
e. Kekurangan nutrisi, seperti defisiensi besi, asam folat, dan vitamin B12
f. Faktor genetik
g.Penyakit kronis
D.
Patofisiologi Anemia
E.
Manifestasi Klinis Anemia
Manifestasi klinis yang akan terjadi pada penderita Anemia yaitu sebagai
berikut.
1.
Badan lemah
2.
Lelah
3.
Lesu
4.
Cepat lelah
5.
Mata berkunang-kunang
6.
Telinga mendenging
7.
Koilorikia
Koilorikia adalah kuku sendok (spoon nail). Kuku
menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip sendok
8.
Atrofi papila lidah
Atrofi papila lidah adalah permukaan lidah yang
menjadi licin dan mengkilap karena papila lidah menghilang.
9.
Stomatitis angularis
Stomatitis angularis adalah adanya peradangan
pada sudut mulut, sehingga tampak bercak berwarna pucat keputihan.
10.
Disfagia
Disfagia adalah nyeri menelan karena kerusakan
hipofaring.
11.
Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan
klorida.
12.
Aktivitas kurang
F.
Penatalaksanaan Anemia
1.
Identifikasi penyebab anemia dan obati
penyebabnya
2.
Berikan diet yang sesuai
3.
Berikan vitamin untuk mendukung memulihkan
komponen darah yang hilang.
4.
Berikan preparat zat besi (ferosulfat) 325 mg 3x1
sehari selama paling sedikit 6 bulan untuk menggantikan cadabgan zat besi
(Price & Wilson, 2005).
5.
Anjurkan pasien istirahat yang cukup.
6.
Jika Hb < 7% berikan transfusi darah sesuai
dengan komponen darah yang hilang (Halim-Mubin, 2001).
G.
Anemia Menyebabkan Penurunan Perfusi
Semua anemia mengakibatkan penurunan sel darah merah, nilai hematokrit dan
hemoglobin. Salah satu fungsi darah adalah membawa oksigen ke seluruh organ
tubuh. Sekitar 97-98,5 % O2 ditransportasikan dengan cara berikatan
dengan Hb (HbO2 / Oksihaemoglobin). Jika O2 yang diangkut menurun,
maka akan terjadi gangguan karena suplai O2 yang kurang ke jaringan.
Gejala tergantung pada durasi, tingkat keparahan dan usia penderita serta
status kesehatan sebelumnya. Hal ini mengakibatkan gangguan perfusi jaringan,
dan berdampak pada organ yang mendapat suplai O2 sedikit, terlebih
dalam jangka waktu yang lama. Keadaan ini akan berbahaya terutama pada
sirkulasi paru dan jantung. (Corwin, 2009)
H.
Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan pada
pasien dengan anemia meliputi :
1.
Penurunan perfusi jaringan perifer b.d. Penurunan fungsi selluler.
2.
Intoleransi aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan.
3.
Nyeri akut b.d. agens cedera fisik.
4.
Keletihan b.d. anemia.
5.
Penurunan curah jantung
( NANDA INTERNATIONAL, 2015)
NOC dan NIC
a) Penurunan perfusi
jaringan perifer
NOC à Perfusi Adekuat: tanda vital stabil, membran
mukos merah muda, capillary refill < 3 detik, haluaran urin adekuat, tidak
ada perubahan status mental.
NIC :
Pantau tanda vital, capillary refil, membran mukosa
Pantau pernafasan
Kaji keluahan nyeri dada dan palpitasi
Kaji respon verbal dan oreientasi
Pertahankan lingkungan dan tubuh yang hangat
Kolborasi: pantau hasil lab (Hb, AE, HMT), berikan transfusi (PRC/whole
blood) pantau tanda alergi, berikan oksigen sesuai indikasi, siapkan intervensi
pembedahan bila indikasi
b) Intoleransi aktivitas
NOC à Peningkatan toleransi aktivitas
NIC :
Kaji kemampuan melakukan aktivitas
Pantau tanda vital selama dan sesudah aktivitas
Berikan periode istirahat yang cukup
Berikan bantuan bila indikasi
Management energi
Anjurkan pasien menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan dan pusing.
c) Nyeri Akut
NOC à Pain Control
NIC : Pain Management
Kaji komprehensif nyeri yang meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan keparahan nyeri.
Kaji faktor – faktor yang dapat memperburuk dan
meringankan nyeri pada pasien.
Mengajari pasien teknik relaksasi, seperti nafas
dalam, terapi music, guidance imagery, distraksi, dll untuk mengurangi nyeri.
Menyediakan waktu istirahat yang kondusif untuk
pasien.
Menyediakan suasana lingkungan yang nyaman untuk
pasien.
Kolaborasi pemberian obat penghilang nyeri.
d) Keletihan
NOC à Fatigue level
NIC : Energy Management
Kaji status fisiologis pasien terhadap keletihan
berdasarkan usia dan perkembangan.
Kaji defisit status fisiologi pasien (terapi untuk
anemia, dll).
Monitor respon kardiorespiratori pasien terhadap
keletihan (takikardi, dyspnea, frekuensi nafas).
Mengajari pasien tentang pengelolaan aktivitas dan
manajemen waktu untuk menghindari keletihan.
Menyediakan waktu untuk istirahat pasien.
e) Penurunan curah
jantung
NOC à Circulation Status
NIC : Cardiac Care
Kaji sirkulasi perifer pasien (edema, capillary
refill, nadi, warna kulit).
Monitor tanda-tanda vital.
Monitor status kardiovaskuler, respirasi, dan
keseimbangan cairan.
Mengatur jadwal aktivitas dan istirahat pasien untuk
mencegah keletihan.
Monitor toleransi aktivitas pasien.
Membangun hubungan supportif dengan pasien dan
keluarga.
Manajemen penurunan stress.
DAFTAR PUSTAKA
A. Victor,
Hoffbrend, dkk. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta: EGC
Corwin, E. J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku Edisi 3. Jakarta: EGC
Dochtermen, J.M
dan Bulechek, G.M. 2004. Nursing Interventions Classifications (NIC).
Philadelphia : Mosby Elsevier.
Halim-Mubin, A. 2001.
Panduan praktis ilmu penyakit dalam: diagnosa dan terapi. Jakarta: EGC.
Herdman, T.H dan
Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and
Classifications 2015 – 2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Morehead, Sue
dkk. 2004. Nursing Outcomes Classifications (NOC). Philadelphia : Mosby
Elsevier.
Price, S. A & Wilson, L.
M. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses- proses penyakit. Jakarta: EGC.
Smeltzer C.
Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8. Jakarta: EGC
Sujadnto, Bakta . 2006. Buku
Saku Keperawatan Penanganan Anemia. Jakarta: EGC
No comments:
Post a Comment